Kamis, 18 Maret 2010

Jangkrik Pencegah Penyempitan Pembuluh Darah

Jangkrik Pencegah Penyempitan Pembuluh Darah
Jangkrik bukan makanan burung semata. Tetapi dapat dijadikan makanan dan memiliki manfaat terhadap kesehatan tubuh. Inilah yang ditemukan mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Jurusan Teknik Kimia yang ikut tampil pada Unri Expo, Senin (20/10) di halaman rektorat Unri.

Siapa yang menyangka jangkrik bisa dijadikan aneka jenis makanan untuk manusia. Seperti serundeng, rendang serta peyek jangkrik.

Penjaga stan Fakultas Teknik Jurusan Kimia Unri Fuad Nugroho menyatakan jangkrik memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa dan penemuan jangkrik mengandung kesehatan merupakan yang pertama di Unri bahkan penemuan ini merupakan pertama di Indonesia.

Selain itu, berdasarkan keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) No.Kep.139/MUI/IV/2009 yang ditandatangani Prof KH Ibrahim Husen MAg menyatakan jangkrik adalah binatang serangga sejenis belalang dan jangkrik diambil manfaatnya untuk dimakan, obat dan kosmetik hukumnya adalah halal sepanjang tidak menimbulkan bahaya.

Kandungan yang dimiliki jangkrik adalah protein, asam amino, asam lemak essensial. Selain itu, bila ditinjau dari asam aminonya, maka protein jangkrik dimungkinkan untuk digunakan sebagai anti-oksidan pada tubuh guna mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Asam amino lainnya terutama alanin, glysin merupakan zat untuk sintetis protein collagen pada tubuh. Protein collagen banyak digunakan untuk membangun struktur sel.

Protein kolagen berfungsi untuk mempertahankan elastisitas persendian tulang, sel kulit dan kornea mata. Jadi protein pada jangkrik memungkinkan mempertahankan elastisitas persendian tulang dan sel kulit sehingga mencegah proses penuan dan penyakit ketarak. Kemudian ada disebut sebagai jangkrik kalung. Jangkrik ini sangat baik dikonsumsi anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, gadis remaja, pria berkeluarga dan manula. Selanjutnya tepung jangkrik dapat pula dibuat jamu yang memiliki manfaat, untuk pria yaitu meningkatkan stamina dan anti oksidan, mencegah impotensi, meningkatkan gairah seksual, melembabkan kulit sedangkan bagi wanita yaitu, melembabkan kulit, mengencangkan payudara, menunda menopause, memelihara kehamilan, menunda proses penuan, meningkatkan kesuburan wanita dan memperkuat janin.

Jangkrik yang belum bersayap dapat diolah menjadi, digiling dan dicampur ke dalam nasi tim untuk bayi, dicampur dengan daging sapi atau ayam, dapat dibuat nuget terutama untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan yang kandungan protein mencapai 77 persen.
Jadi, siapa yang ingin mencoba?***

Olahan Jangkrik

Menikmati Gurihnya Laba Icip-icip Jangkrik
Minggu, 26 Juli 2009 | 11:28 WIB

Nanin Dwi Retnowati (kiri) dan Ria Hayati dua dari 5 Mahasiwa semester lima Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menunjukkan roti kering berbahan dasar Jangkrik (Gryllus sp), Sabtu (28/6).
KOMPAS.com - Hewan bernama jangkrik (gryllus sp) lebih banyak beken sebagai salah satu bahan pakan ayam atau burung. Lebih dari itu, jangkrik sering dipelihara anak-anak ataupun di rumah-rumah sebagai hewan aduan ataupun sebagai pengusir tikus.
Namun, banyak penelitian menyebutkan bahwa kandungan gizi dalam daging jangkrik ternyata bermanfaat bagi manusia. Kandungan proteinnya tiga kali lipat kandungan daging ayam, sapi dan udang.
Jangkrik juga mengandung protein omega 3, omega 6 dan omega 9 yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. Selain itu, konsumsi jangkrik dipercaya dapat menambah stamina tubuh, menambah gairah seksual, serta mampu menunda menopause bagi wanita.
Tak heran jika jangkrik kemudian marak dibudidayakan. Apalagi pada tahun 1998 ketika budidaya jangkrik dan cacing sedang booming. Saat ini, sebagian besar hasil budidaya jangkrik untuk pasokan pakan ternak.
Namun, di tangan Sri Rahayu, pemilik Sri Gryllus/Latansa, jangkrik diolah menjadi peluang usaha baru yang patut dilirik. Yaitu sebagai makanan siap saji. Seperti peyek, rendang, balado, biskuit dan srundeng.
Semua makanan ini sudah mendapat sertifikat dari dinas kesehatan dan dari MUI setempat. sehingga halal dan aman dimakan. “Tapi hati- hati, yang alergi udang tidak bisa makan ini,” tutur Sri.
Dari hasil jualan jangriknya ini, nenek berusia 66 tahun ini bisa mendapat penghasilan antara Rp 7 juta sampai Rp 8 juta per bulannya. Padahal wilayah pasar utamanya masih sekitar Riau saja.
Menurut Sri, tahun 1998 silam dirinya tertarik membudidayakan jangkrik. “Gara-garanya, di Jogja waktu itu sedang marak budidaya jangkrik. Lalu saya tertarik mempelajari dari buku,” ujarnya.
Tanpa pikir panjang, Sri lantas membeli 300 ekor jangkrik betina dan 100 ekor jangkrik jantan. Harganya waktu itu Rp 25 per ekor. “Budidaya jangkrik sangat mudah dan tidak makan tempat. Cukup sediakan kotak-kotak khusus saja,” ujar Sri enteng. Sri sendiri saat ini tinggal memiliki 30 kotak jangkrik berisi masing-masing 4000 ekor jangkrik.
Kemudian, tahun 2000 Sri mulai panen jutaan ekor jangkrik. Sayang, waktu itu harga jangkrik sedang turun. Bingung harus berbuat apa, Sri lantas menggoreng jangkrik-jangkrik tersebut dan dibagikannya ke teman-temannya. “Rata-rata suka dan bilang enak. Dari situ saya berfikir bahwa ada peluang usaha di jangkrik ini,” ujarnya.
Sejak itu, Sri terkenal sebagai pengusaha kapsul jangkrik. Kapsul tersebut dijual seharga Rp 100.000 per botol dengan isi 50 butir kasul. Beratnya 500 miligram. “Dalam sebulan, saya bisa memenuhi pesanan kapsul sebanyak 20 kilo kapsul,” ujarnya senang.
Nah, tahun 2008 silam, Sri kembali melakukan kreasi dengan membuat peyek jangkrik. Tak disangka, peminatnya membeludak. Dalam sebulan, Sri bisa menghasilkan 15 kilo peyek yang dijual seharga Rp 60.000 per kilo. Peyek jangkrik ini bisa tahan sampai 20 hari.
Sementara bahan jangkriknya hanya butuh 5 kilo saja. “Kalau sedang kekurangan jangkrik, saya ambil dari jangkrik pembudidaya lain seharga Rp 45.000 per kilo. Tapi jarang,” ujarnya.
Setelah sukses dengan peyek jangkrik, Sri lantas berinovasi membuat rendang jangkrik. “Kebetulan di Riau banyak orang Minang. Mereka kan suka rendang,” kilahnya.
Dalam sebulan, Sri bisa membuat 12 kilo rendang dari bahan 10 kilo jangkrik. Harga jualnya Rp 80.000 per kilo. Makanan ini bisa tahan sampai tiga bulan.
Lantas, muncul pula balado jangkrik. Untuk makanan jenis ini, jangkrik dan sambal (balado) digoreng terpisah. Lalu setelah itu, dicampurkan. “Untuk balado ini belum banyak peminatnya. Saya hanya buat 8 kilo sebulan. Harganya Rp 80.000 per kilo,” lanjut Sri. Balado ini tahan selama sebulan.
Ada juga biskuit jangkrik. Bahan-bahannya dari kelapa, jahe dan jangkrik yang digiling halus dan ditambahkan telor serta mentega. Setelah jadi adonan, dicetak. “Warna biskuitnya hitam seperti Oreo. Jadi banyak yang suka,” kekeh Sri.
Dalam sebulan, Sri bisa memproduksi 20 kilo biskuit dengan bahan jangkrik sebanyak 10 kilo. Harganya Rp 60.000 per kilo. Tak hanya itu, Sri juga membuat serundeng jangkrik. Dalam sebulan, Sri bisa membuat lima kilo serundeng jangkrik seharga Rp 30.000 per kilo. “Bahan jangkriknya sedikit karena hanya untuk suwiran saja,” ujarnya.
Lantaran unik, produk Sri sering mendapat kesempatan pameran ke luar negeri sebagai produk unggulan Provisni Riau. Misalkan saja ke Korea Selatan, Taiwan dan Singapura. “Sampai saat ini, mungkin baru saya pemain olahan makanan jangkrik ini,” pungkasnya. (Aprillia Ika/Kontan)

Jangkrik

sumber: www.astrik.org
DIRAMU JADI OBAT KUAT
Jangkrik Pekanbaru Diminati Orang Bali
09 Jun 2007 13:35 wib
surya
PEKANBARU (RiauInfo) - Dulu orang mengenal Jangkrik jenis serangga yang sering didengar suaranya namun jarang terlihat wujudnya. Tapi kini sudah berbeda. Jangkrik saat ini malah sudah menjadi komoditi yang cukup penting.

Kini di sejumlah pasar burung atau penjual pakan ternak telah tersedia jangkrik segar dan dijual dengan harga relatif terjangkau. Jangkrik itu umumnya jadi pakan burung piaraan dan diyakini penambah kesehatan piaraan.

Di tangan Bu Sri Rahayu, khasiat jangkrik di sulap menjadi obat kuat dan penambah stamina baik laki-laki maupun perempuan. Bagaiman caranya? Sri Rahayu yang berdomisili di jl. Wonosari Gg. Nasari no 6 Pekanbaru ini meramu jangrik dengan obat tradisiaonal.

Sejumlah jangkrik dikeringkan atau di oven hingga suhu tertentu. Lalu digiling hingga menjadi serbuk/tepung berukuran 50-70 mash. Tepung jangkrik ini tinggal dicampur dengan jamu dan ramuan tradisioanal yang juga dihaluskan.

Selanjutnya campuran ke dua serbuk ini dimasukkan ke cangkang kapsul yang telah di persiapkan sebelumnya. Jadilah Kapsul jangkrik penambah stamina racikan Ibu Sri Rahayu.

“Pelanggan saya ada yang dari Bali, dan rutin sekali seminggu dikirimi 10 kotak kapsul,” ujar Sri pada Riauinfo beberapa waktu lalu. Saat ini kemasan yang tersedia dalam satu kotak berisi 10 kapsul dengan harga yang relatif terjangakau.Demi kelancaran produk, Bu Sri panggilan akrab ibu ini, telah mengemas kapsul dengan botol dan kotak berizin Depkes.

Bu Sri optimis produk lokal bisa menjadi komoditas ekspor non migas ke depan. “Saya ikut latihan ekspor-impor yang di gelar Disperindag Riau. Dulu ada dari Singapura minta jangkrik segar dengan kualitas dan jumlah yang cukup banyak. Tapi kita belum bisa memenuhinnya,” ujar wanita asli jawa ini.

Selain standar mutu dan jumlah yang banyak, pasar ekspor perlu penangan teknis dari segi pembayaran. ”Saya ikut pelatihan ekspor-inpor dan mengetahui teknis transaksi